Selasa, 31 Juli 2012

Udara















Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain.
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.
Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.

Penampakan "Kupu-kupu Biru" di Vela C Region


Penampakan "Kupu-kupu biru" di Vela C region menarik perhatian para astronom. Gambar tersebut diambil oleh ESA's Herschel space observatory dan menunjukkan bintang-bintang muda dengan massa yang berbeda, berkumpul dan dipanaskan dalam gumpalan debu dan gas yang panas. Daerah yang berbentuk menyerupai kupu-kupu dengan kombinasi biru dan kuning merupakan daerah dimana debu dipanaskan oleh bintang-bintang muda. Beberapa kelompok bersuhu sangat panas dan membentang di sepanjang tubuh kupu-kupu tersebut memancarkan radiasi dan terlihat berwarna kuning pada gambar di atas.

Bintang dengan massa yang besar akan "mati muda" dan menyala terang hanya dalam waktu singkat (menurut skala kosmis). Bintang dengan ukuran delapan kali massa Matahari kita, akan meledak dalam bentuk ledakan supernova pada usia 10 juta tahun. Vela C region sendiri merupakan bagian dari Vela complex (komplek Vela).

Venus dan Jupiter Akan Muncul Berpasangan Hingga 17 Maret

Venus dan Jupiter yang sebenarnya berada pada jarak yang berbeda tampak seolah-olah berdampingan. Image credit: Shawn Malone

Planet Jupiter dan Venus, muncul secara berpasangan dalam beberapa hari mendatang mulai Minggu 11 Maret 2012, waktu Amerika Serikat, atau Senin WIB, 12 Maret 2012 hingga 17 Maret. Walaupun dalam sitem tata surya, kedua planet tersebut berjarak sangat jauh, namun pada kemunculannya, terlihat hanya berjarak dua jari manusia.

Fenomena ini dapat disaksikan di sebelah barat daya, sesaat setelah matahari tenggelam. Venus akan bersinar lebih terang dibandingkan dengan Jupiter. Jupiter muncul di dalam satu garis lintasan, sepanjang bulan Maret ini.

Ini adalah periode rutin bagi kedua planet tersebut. Pada Sein, 5 Maret 2012, Planet Mars berada di titik paling dekat dengan bumi dalam dua tahun terakhir.

Kemunculan benda langit lainnya adalah pergerakan bulan yang seolah menari dalam orbitnya pada akhir Maret. Bulan akan bergerak mendekati Jupiter, kemudian Venus.

Peristiwa alam yang paling ditunggu di tahun ini adalah Venus yang akan terlihat di sejumlah wilayah di bumi. Planet tersebut akan melintas dekat matahari.

Hubble Berhasil Abadikan Gambar Aurora di Planet Uranus

Aurora di planet Uranus. Image credit: NASA

Astronom akhirnya berhasil mengabadikan gambar aurora di planet Uranus dengan menggunakan teskop Hubble dan hal itu merupakan suatu hal yang tidak diduga sebelumnya karena sangat jarang terjadi dan peluangnya sangat kecil sehingga boleh dikatakan kalau hal ini merupakan suatu keberuntungan.

 
Aurora Uranus pada tanggal yang berbeda. Image credit: NASA

Aurora di Uranus tidak seperti aurora di Bumi. Aurora di Uranus relatif redup dan berlangsung singkat yakni hanya beberapa menit saja. Pertama kali aurora di Uranus terdeteksi oleh wahana antariksa Voyager 2 pada tahun 1986. Tapi tidak pernah oleh satelit yang mengorbit di orbit Bumi sampai November 2011. Dengan menggunakan teleskop Hubble, tim astronomi internasional yang dipimpin oleh Laurent Lamy dari observatoire de Paris di Meudon, Perancis berhasil menangkap gambar aurora pada waktu yang berbeda yakni pada tanggal 16 November dan 29 November 2011.

Penyebab Terjadinya Aurora

Aurora merupakan fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Penyebab Terjadinya Aurora

Aurora terjadi akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya aurora hijau terjadi akibat benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan partikel elektron dengan atom oksigen.

Bagian penting dari mekanisme aurora adalah "angin Matahari" yaitu suatu aliran partikel yang keluar dari matahari. Angin Matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan lampu berpendar atau lampu neon (tripod.lycod.com)

5000 Gelembung Angkasa Ditemukan Astronom Amatir di Galaksi Bima Sakti

5000 gelembung angkasa di Galaksi Bimasakti ditemukan oleh amatir. Gelembung angkasa tersebut menandakan bahwa Bimsakti adalah area pembentukan bintang yang aktif. Image credit: NASA

Sebanyak 5000 gelembung angkasa ditemukan di Galaksi Bimasakti oleh tim yang terdiri dari ilmuwan amatir. Gelembung-gelembung itu berkaitan dengan bintang muda dan panas. Banyaknya gelembung yang ada menandakan bahwa Bimsakati merupakan tempat pembentukan bintang yang jauh lebih aktif dari yang diduga.

"Piringan Bimsakati seperti champagne dengan gelembung-gelmbung di semua sisinya," ungkap Eli Bresselt, mahasiswa doktoral yang melakukan penelitian di European Southern Observatory (ESO).

Penemuan 5000 gelembung angkasa ini melibatkan 35.000 sukarelawan yang tergabung dalam Proyek Bimasakti. Observasi dilakukan dengan Spitzer Space Telescope milik NASA. Seperti diberitakan Space, Jumat (9/3/2012), jumlah gelembung yang ditemukan 10 kali lebih banyak yang yang diperkirakan.

Pimpinan investigasi Proyek Bimasakati, Robert Simpson dari Oxford University, mengatakan, "Proyek Bimasakti adalah upaya untuk melihat data yang banyak dan indah dari Spitzer serta mengekstrak informasi secara menyenangkan, online dan melibatkan publik."

Dalam observasi, ilmuwan amatir diminta memberi tanda bendera pada gelembung yang ditemukan. Gelembung akan dikatalogkan jika telah ada minimal 5 orang yang menandai gelembung yang sama.

Berdasarkan penemuan, ilmuwan mengungkapkan bahwa gelembung lebih jarang ditemukan di tepian galaksi. "Kami memperkirakan bahwa pembentukan bintang paling banyak terjadi di pusat galaksi karena di sanalah gas bermassa jenis tinggi terdapat. Proyek ini mengungkap lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," kata Bressert.

Sumber : http://www.astronomi.us/2012/03/5000-gelembung-angkasa-ditemukan.html

Jumlah Air di Bumi Tidak Sebanyak yang Kita Kira


Perumpamaan jika semua air di Bumi disatukan menjadi seperti Bola hanya memiliki diameter 860 mil. Image credit: Jack Cook/WHOI/USGS

Jika kita merasa bahwa jumlah air di Bumi itu sangat banyak dan melimpah, tampaknya Anda harus berpikir ulang. Jika semua air di Bumi dikumpulkan dan dibuat menjadi satu bola raksasa, maka ia akan menjadi sebesar apa? USGS (United States Geological Survey) akan menjawab pertanyaan tersebut.

Menurut USGS, jika semua air di Bumi disatukan dan dibentuk menjadi seperti Bola, maka akan menjadi Bola dengan ukuran diameter 860 mil (1.385 km), dan itu kurang lebih hanya sepertiga dari ukuran Bulan. Bahkan jika hanya air tawar saja yang dihitung, maka akan menjadi lebih kecil lagi yaitu hanya 100 mil (160 km) diameternya.

Ilustrasi tersebut dibuat oleh Jack Masak di Woods Hole Oceanographic Institution tersebut dengan tidak merinci ukuran dan massa zat cair. Untuk diketahui bahwa jumlah air di Bumi mencapai 332.500.000 km kubik (1.386 kubik) (i mil kubik sama dengan 1.1 triliun galon). Namun dengan hipotesa bola, menjadi lebih dapat dipahami, apalagi ketika kita sudah biasa mengenal planet kita ini dengan dunia berair (watery world).